Para Empu Tangguh Nom-Noman dari Surakarta

Keris Pusaka Surakarta

Para Empu Tangguh Nom-Noman dari Surakarta-Tercatat ada sebelas orang empu keris yang terkenal yang hidup pada jaman pemerintahan Sunan Paku Buwono III hingga Sunan Paku Buwono X. Siapakah mereka dan apa saja yang menjadi ciri-ciri karyanya. Berikut para Empu Nom-noman dari Surakarta : 

Empu Brojoguna
Nama Brojoguna memang hingga saat ini masih menimbulkan perdebatan. Sebagian pecinta keris menyebutnya sebagai nama seorang Empu, tetapi oleh sebagian yang lain menganggapnya sebagai nama keluarga Empu. Menurut sumber dari Madura, adalah Empu keris yang bersama keluarganya hijrah dari Desa Wonoayu, Madura ke Pulau Jawa pada jaman Kartasura. 

Mereka mengapdi pada Raja Mataram Kartasura sejak jaman pemerintahan Amangkurat III atau Sinuhun Prabu Amangkurat Jawa. Anak cucunya seterusnya tetap mengabdi di Keraton Surakarta dan tidak kembali ke Madura.

Empu Brojoguno I
Banyak ahli keris mengatakan bahwa Empu Brojoguno I juga berasal dari Madura. Keris dan Tombak buatannya terkenal kuat, karena kandungan bajanya banyak, sanggup menembus perisai pelindung badan lawan dalam peperangan.

Tanda-tanda keris buatan Empu Brojoguno antara lain adalah ukuran bilahnya lebih panjang dibandingkan dengan keris Mataram pada umumnya, karena banyak mengandung baja, keris itu lebih berat bobotnya ketimbang keris pada umumnya. Bilahnya hampir selalu berbentuk ngadal meteng. Bentuk ganjanya agak melengkung, sirah cecaknya tidak begitu meruncing pada ujungnya, gulu meled dan wetengan ganja berukuran sedang, pamornya rumit, lembut dan biasanya merata rapi di seluruh permukaan bilah. 

Menancapnya pamor pada bilah kuat, pandes. Kalau Empu Brojoguno membuat pamor miring, tampak rapi sekali. Jalur-jalur garis pamornya tidak ada yang  bertindih satu sama lain. Ia membuat hampir semua jenis pola pamor. Namun yang  terbanyak adalah pamor Wos Wutah, Pedaringan Kebak, Ron Genduru,Wengkon, Naga Rangsang, Karawelang dan Lar Gangsir.

Kalau membuat kembang kacang bentuknya serupa dengan gelung Bima pada wayang kulit Purwa, Jalen dan Lambe gajah-nya berukuran sedang. Sogokan-nya menyempit ke arah ujung. Blumbungan atau pejetan-nya agak dangkal. Kalau keris itu tanpa kembang kacang, posisi gandhik-nya agak miring. Secara keseluruhan, penampilan keris dan tombak buatan Empu Brojoguno mencerminkan sifat keras, gagah dan meyakinkan.

Beberapa anak Brojoguno juga meneruskan profesi sebagai Empu pembuar keris dan memakai nama Brojoguno pula. Empu Brojoguno I mengabdi pada keraton Mataram Kartasura sejak jaman pemerintahan Sunan Amangkurat III hingga Sunan PB I.
Keris Pusaka Surakarta

Empu Brojoguno II
Dia terkenal sebagai pembuat keris pada jaman pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwono II sampai IV di Surakarta. Ia adalah salah seorang anak Empu Brojoguno I yang mengalami hidup pada zaman Mataram Kartasura.

Empu Brojoguno III
Terkenal sebagai pembuat keris pada jaman pemerintahan Sunan Paku Buwono IV dan Sunan PB V Surakarta. Empu ini adalah cucu Brojoguno I. 

Bentuk keris dan tombak karya Empu Brojoguno III hampir mirip dengan keris buatan Empu Brojoguno II, baik bentuk penampilan, garap maupun pamornya.Perbedaan yang utama hanyalah pada bagian ganja-nya. Ganja keris buatan Empu Brojoguno III lebih tebal dan lebih panjang dibandingkan dengan karya Brojoguno I maupun Brojoguno II.

Empu Brojokaryo
Seoraang Empu pembuat keris terkenal pada jaman pemerintahan Sunan Paku Buwono V dan Sunan Paku Buwono VI di Surakarta. Keris buatannya sering disebut tangguh Mangkubumen Surakarta. Keris karyanya dapat ditandai dengan memperhatikan tanda-tanda : ganja sebit. Rontal : sirah cecak-nya meruncing pada ujungnya. Wetengan ganja ramping, buntut urangnya melebar di bagian ujungnya.

Bilah keris itu berukuran sedang, posisinya agak tegak, sorsoran-nya tebal. Besi wasuhan-nya matang. Pamor-nya penuh, merata di seluruh permukaan bilah. Penampilan pamor itu nginden, memantulkan bias cahaya. Motif pamor-nya bermacam ragam, tetapi ada umumnya merupakan pamor mlumah.Bentuk sekar kacang-nya menyerupai gelung wayang. Kalau keris itu tanpa kembang kacang, gandhiknya dibuat miring. Secara keseluruhan keris buatan Empu Brojokaryo berpenampilan gagah dan tampan, namun ukurannya tidak besar.
Keris Pusaka Surakarta

Empu Brojosetomo
Dia adalah pembuat keris yang terkenal hidup pada jaman pemerintahan Sunan Paku Buwono IX di Surakarta. Keris buatan Empu ini dapat dikenali dengan ciri antara lain, ganja-nya dibuat ramping dan mendatar, sirah cecak-nya meruncing pada ujungnya, gulu meled serta wetengan ganja-nya berukuran sedang, bagian ujung buntut cecak ganja itu dibuat melebar.

Ukuran panjang bilah keris buatan Empu Brojosetomo sedang, besinya matang tempaan, biasanya berwarna hitam keunguan. Sekar kacang-nya dibentuk menyerupai gelung wayang, blumbangan atau pejetan-nya agak lebar dan dangkal. Tetapi sogokan-nya sempit dan dangkal, serta melengkung pada ujungnya. Bagian dha dan ron dha dibuat jelas dan besar ukurannya. Gambaran pamor-nya tebal, namun tidak rapat satu sama lain. Motif gambar pamor-nya sederhana.Kalau keris karyanya tanpa sekar kacang, maka gandhiknya dibuat miring. Secara keseluruhan keris buatan Empu Brojosetomo mempunyai penampilan gagah dan meyakinkan.

Empu Brojosetiko
Dia adalah Empu keris ternama pada jaman pemerintahan Sunan Paku Buwono III sampai dengan Sunan PB V Surakarta. Dia satu masa dengan Empu Brojokaryo dan Empu Japan. Karya mereka sering disebut tangguh Mangkubumen Surakarta.Keris buatannya bisa dikenali dengan mengamati melihat tanda-tanda seperti ganja-nya Sebit Rontal, melengkung bentuknya, sirah cecaknya meruncing ada ujungnya, wetengan ganja ramping, bentuk cecaknya melebar pada bagian ujungnya.

Bilah keris itu berukuran sedang, posisinya agak tegak. Bentuk besinya matang tempaan, pamornya penuh, merata rapi ke seluruh permukaan bilah. Penampilan pamor ngiden, memantulkan bias cahaya, motif pamornya barmacam ragam, tetapi pada umumnya merupakan pamor mlumah. Kalau membuat kembang kacang, bentuknya menyerupai gelung wayang, blumbangannya sedang, sogokannya dalam, janurnya dibuat menyerupai batang lidi. Kalau membuat bagian pada ron dha, ujung-ujungnya runcing dan lekungannya dalam. Kalau keris ini tanpa kembang kacang, gandhiknya dibuat miring. Keris buatan Ki Empu Brojosetiko berpenampilan tenang, tampan. dan berwibawa.

Empu Resowijoyo
Empu keris yang berkarya pada jaman Sunan PB VII ini dikenal sebagai Empu keris yang sangat produktif. Karyanya yang sangat legendaris adalah keris Kanjeng Kyai Nagasapta yang berjumlah lima bilah keris (atau tujuh bilah keris) ber-dhapur nagaraja kamarogan kinatah emas. Bentuk naga dalam keris karyanya berbentuk lebih ramping ketimbang keris-keris tangguh Surakarta pada umumnya. Dia sering disebut juga dengan nama Empu Sowijoyo. Makanya tak mengherankan, banyak masyarakat perkerisan yang sering salah sebut dengan Empu Singowijoyo, bahkan orang juga salah kaprah menyebut nama Empu pembuat KK Nagasapta adalah Singowijoyo, padahal semestinya Empu Sowijoyo.
keris pusaka surakarta

Empu Tirtodongso
Tak ada catatan pasti kapan Empu Tirtodongso ini berkarya dan mengabdi pada Raja yang mana, yang jelas, Empu Tirtodongso merupakan Empu keris Kraton Surakarta. Karya-karyanya sering dikatakan sebagai keris-keris tangguh Mangkubumen. Karyanya memiliki ciri antara lain, ganja agak melengkung dan berbentuk sebit rontal dengan gulu meled yang sempit dan lekukannya tak dalam. Sirah cecaknya cenderung kurus dan buntut urang-nya melebar pipih.

Kalau ada sekar kacang, maka bentuk lingkarnya seperti ukel dalam gelung wayang. Kalau tanpa sekar kacang, maka gandhiknya agak miring. Bilah keris karya Tirtodongso berukuran sedang dan melebar di bagian sor-soran.

Empu Joyosukadgo
Empu yang hidup pada jaman pemerintahan Sunan PB IX ini sangat banyak melahirkan keris-keris indah dan elok. Karyanya menampilkan aspek garap yang sangat prima. Bilah keris karyanya biasanya tidak terlalu tebal dan berukuran sedang. Besinya di-wasuh dengan sempurna dan berwarna hitam kebiru-biruan. Bagian ganja-nya dibuat mendatar dengan sirah cecak berukuran sedang dengan ekor yang melebar pada ujungnya. Gulu meled dan wetengan-nya juga berukuran sedang, sogokannya dalam dan makin ke ujung makin runcing. Kalau membuat keris luk, rengkolnya selalu tajam. Maka tak mengherankan, keris-keris kerya Empu Joyosukadgo banyak diburu para kolektor keris karena penampilan karyanya yang menarik dan anggun.

Empu Wirasukadgo
Empu keris yang mengabdi kepada Sunan PB X ini memang lebih dikenal dengan buku karyanya tetang keris yaitu Serat Panangguhing Dhuwung yang diterbitkan oleh penerbit Sadu Budi, Solo. Karya-karya kerisnya sebenarnya menyebar juga di kalangan perkerisan dan banyak membuat keris-keris pesanan PB X yang sangat menggandrungi keris dan tosan aji.

Sumber : Buku Ensiklopedi Keris Karya Bambang Harsrinuksmo
Blogger
Disqus

Tidak ada komentar