Mengenal Lebih Dalam Keris Pusaka Dhapur Lurus bagian Pertama

keris pamor jungjung drajat

Keris lurus tidak sama dengan keris berluk satu, keris lurus tidak memiliki luk. Dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah "Dhuwung Leres". Bentuk Dhapur keris lurus ini banyak sekali. Terbanyak dibandingkan dengan keris luk manapun, karena banyaknya, pada keris lurus inilah, banyak pula terjadi kesimpangsiuran soal nama dhapur. Kesimpangsiuran ini bukan soal sinonim nama dan istilah dari daerah satu dengan daerah lainnya, tetapi juga sampai pada perbedaan mengenai bentuknya.

Sebagaimana dijelaskan di muka, bahwa bentuk keris melambangkan maksud dan permohonan tertentu dari sang Empu, maka keris lurus pun secara umum mempunyai makna dan maksud tertentu pula. Oleh sang Empu, keris lurus dimaksudkan membawa perlambang permohonan pada Tuhan, agar pemilik keris lurus ini nantinya mendapatkan berkah Tuhan, menjadi orang yang teguh hatinya, tidak gampang tergoda, tidak mudah terpikat bujukan, sifat-sifat lugu, wajar, tidak neko-neko, apa adanya, dan mencerminkan kesederhanaan. Sebagian orang juga mengartikan bentuk dhapur keris lurus melambangkan "Ular Bertapa" atau Ulo Tapa.
Dapur Keris Lurus

Di bagian pertama ini, dijelaskan dua puluh dhapur keris lurus :
1. Dhapur Tilam Upih 
Ricikan : gandhik pulos, pejetan, tikel alis. Dhapur Tilam Upih ini, ada yang menyebut Tilam Pethak dan ada pula yang menamakannya dhapur Tilam Putih.

2. Dhapur Tilam Sari
Ricikan : gandhik polos, pejetan, tikel alis dan kruwingan, tapi ada sebagian pendapat bahwa Dhapur Tilam Sari memiliki ricikan gandhik polos, pejetan, kruwingan, dan greneng. 

3. Dhapur Jalak Tilam Sari
Ricikan : gandhik polos, pejetan, tikel alis dan thingil. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa dhapur Jalak Tilam Sari itu tidak ada, yang ada hanya Jalak saja atau Tilam Sari saja.

4. Dhapur Jalak 
Ricikan : bilah agak pendek, lebar, gandhik polos, pejetan, tikel alis dan sogokan sepasang. Ada pula dhapur Jalak yang memakai thingil, yang paling populer adalah Jalak Budha, yakni keris dapur Jalak buatan jaman Budha yang usianya kurang lebih 1.000 tahun lebih.

5. Dhapur Brojol
Ricikan : gandhik polos tanpa ricikan, umumnya yang keris yang tua agak pendek dan lebar serta tipis bilahnya. Keris berdhapur Brojol pada umumnya memiliki pamor sederhana, tetapi keris muda, pamornya agak beraneka macam.

6. Dhapur Bethok
Ricikan : gandhik polos, tapi ukurannya agak panjang, tikel alisnya pendek, bilahnya umumnya agak pendek, lebar dan tipis. Keris dhapur Bethok ini, sepintas lalu mirip keris dhapur Jalak, bedanya hanya terletak pada sogokan serta thingil.

7. Dhapur Semar Bethak
Ricikan : gandhik berlubang pada bagian agak sebelah bawah, polos, hampir sama dengan keris dhapur Bethok, tetapi gandhiknya agak lebih pendek. Ada sebagian orang yang menyebut dengan istilah Semar Pethak atau Semar Putih.

8. Dhapur Mahesa Lajer
Ricikan : gandhiknya polos, panjang, ada pejetan, sebagian memakai greneng. Ada sebagian orang yang menyebutkannya dhapur Kebo Lajer, ada pula yang menyebutnya Kebu Lajer. Pada umumnya bilahnya lebar, tetapi panjangnya normal.

9. Dhapur Mahesa Teki
Ricikan : gandhik panjang, ada kembang kacang yang letaknya agak ke atas lambe gajah tiga, bilahnya agak lebar, pajang normal. Mahesa Teki biasa juga disebut dengan dhapur Kebo Teki, kembang kacangnya biasanya agak kecil.

10. Dhapur Ron teki 
Ricikan : gandhiknya panjang, pakai kembang kacang dan lambe gajah, sogokan satu, hanya di bagian depan saja. Ukuran bilahnya normal, dhapur Ron Teki ini pada umumnya terdapat pada keris-keris tua, jarang keris muda yang dhapurnya Ron Teki.

11. Dhapur Pinarak
Ricikan : gandhiknya tergolong panjang sekali, memiliki sepasang sogokan, bentuk bilahnya agak aneh. Kerisnya cenderung membungkuk, seperti bentuk bilah pedang Suduk Maru, tapi ke dua sisi bilah tajam. Dhapur Pinarak umumnya juga hanya terdapat pada keris tua.

12. Dhapur Laler Mengeng I
Ricikan : gandhik panjang, tapi tak sepanjang gandhik keris dhapur Pinarak. Pakai kembang kacang, pogok. Nama dhapur Laler Mengeng ini agak simpang siur, berikut kami muat juga dhapur Laler Mengeng versi satu lagi, entah mana yang benar.

13. Dhapur Laler Mengeng II
Ricikan : gandhik biasa, pakai pejetan, pakai kembang kacang, tapi bentuk kembang kacang itu tidak normal. Dia melingkar menghadap ke atas. Ukuran bilahnya lebar, semuanya normal. Sulit untuk menentukan di antara kedua dhapur ini yang benar, karena keris ini langka.

14. Dhapur Jalak Sumelang Gandring
Ricikan : gandhik polos ukuran normal, sogokan hanya satu di depan, sraweyan, greneng. Tapi ada pula yang tidak memakai sraweyan, melainkan memakai thingil. Keris Jalak Sumelang Gandring ini merupakan keris terkenal dalam dongeng keris jaman majapahit.

15. Dhapur Kala Muyeng
Ricikan : gandhiknya normal, polos, sogokan hanya satu di depan saja. Pakai Srawean dan Ri Pandan. Keris dhapur Kala Muyeng disebut pula keris dhapur Kala Munyeng. Keris dhapur ini juga sering disebut-sebut dalam  legenda dan dongeng tentang keris.

16. Dhapur Marak
Ricikan : gandhik normal, polos, sogokan hanya satu di depan, pakai greneng lengkap, walaupun bentuknya sederhana, keris dhapur Marak ini tergolong langka. Sogokan satu di depan yang terdapat pada keris dhapur Marak dan umumnya tidak begitu dalam.

17. Dhapur Mayat Miring
Ricikan : gandhik polos ukuran normal, sogokannya juga hanya satu, tapi di bagian belakang. Biasanya pakai gusen, tapi ada  juga yang tidak. Dhapur seperti ini ada pula yang menyebut dhapur Mayat Miri.

18. Dhapur Lar Ngantap
Ricikan : gandhik normal, polos, sogokan dua, panjang sekali sampai ke dekat ujung bilah. Selain itu tidak ada ricikan lainnya. Ada pula yang sogokannya itu, panjangnya 5 cm dari ganja ke bilah. 

19. Dhapur Panjinom
Ricikan : gandhik polos, pakai tikel alis, sogokan dua, sraweyan dan greneng. Dhapur Panjinom ini, juga ada yang menyebutkan Panji Anom, ada juga yang mengatakan Panjinem. Biasanya keris dhapur Panjinom ini, bilahnya agak tebal, nggigir limpa.

20. Dhapur Mangkurat
Ricikan : gandhik polos ukuran biasa, pakai sogokan dua, pakai gusen, sraweyan, dan ri pandhan. Dhapur ini juga ada yang menyebut Amangkuratan atau Mangkuratan. Bilah kerisnya, pada  umumnya juga agak tebal, nggigir limpa atau nggigir kebo. 



Blogger
Disqus

Tidak ada komentar