Bagian-Bagian Utama dari Keris

Bagian Keris

Keris adalah senjata tradisional khas nusantara. Ia tersebar luas sebagai suatu bentuk budaya di daerah-daerah bekas kekuasaan kerjaan majapahit, seluruh pulau jawa, madura, bali, lombok, nusa tenggara barat, sulawesi, philipina bagian selatan, seluruh pulau kalimantan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, seluruh semenanjung melayu, kamboja, thailand bagian selatan, sumatera timur, riau, sumatera barat, sumatera selatan, bengkulu dan lampung.

Walaupun keris tergolong sebagai suatu senjata tikam, senjata genggam, namun pada dasarnya, keris dibuat tidak dengan maksud digunakan sebagai senjata pembunuh. Istilah senjata bagi sebilah keris, lebih bermakna batiniah, filosofis dan perlambang. Sebagaimana seseorang bisa mempersenjatai diri dengan sebuah ilmu maka begitu pulalah sifat senjata bagi sebilah keris.

Ditinjau dari bentuk, kontur, keris terbagi dalam ratusan macam bentuk. Dalam dunia perkerisan, pembedaan bentuk satu dan bentuk lainnya ditandai dengan mengamati ada tidaknya bagian-bagian tertentu dari bilah keris itu. Bentuk keris itu sendiri dalam istilah perkerisan di pakai istilah Dhapur, jadi Dhapur keris adalah bentuk standar sebilah keris. Sedangkan bagian-bagian keris yang digunakan untuk menandai nama Dhapur, disebut ricikan keris.

Namun sebelum samapai pada soal Ricikan keris, sebilah keris bisa dibagi menjadi tiga bagian besar/tiga bagian utama, yaitu : bilah keris, bagian Ganja dan bagian pesi. diantara ketiga bagian ini, hanya bagian pesi saja yang selalu sama bentuknya dan sebab tidak mempengaruhi soal penamaan Dhapur.

I. Pesi

Dibeberapa daerah disebut pula dengan istilah Paksi atau Peksi. Merupakan ujung tangkai yang masuk ke dalam pegangan keris (Ukipan/dedep/deder). Pegangan ini disebut juga Hulu Keris di semenanjung melayu, sebagian sumatera dan riau. sedangkan di daerah sabah, serawak, brunei, semenanjung melayu, riau dan sumatera selatan, Pesi sering disebut dengan istilah Puting atau Punting.

II. Ganja (dibaca "gonjo")

Ganja adalah bagian yang seolah merupakan alas dari kedudukan bilah keris. Pada tengah Ganja berlobang untuk lewat tangkai Pesi. Bagi sebilah keris, antara Bilah dengan Ganja merupakan suatu kesatuan yang sulit dipisahkan secara filosofi, karena kedua bagian ini mirip dengan perlambang Lingga dan Yoninya. Disemenanjung malayu dan kalimantan utara, bagian Ganja disebut Aring.

Bagian Ganja pada proses pembuatan keris dipotongkan dari pangkal bilah keris. Cara pembuatan semacam ini juga berlaku untuk Ganja Wulung yakni ganja tidak berpamor, jadi bagaimanapun, Ganja, Pesi dan Bilah merupakan satu kesatuan sejak dari awal pembuatan. Ganja yang menyatu bahannya dengan bilah keris disebut Ganja Iras.

Ricikan dari Ganja adalah sebagai berikut :

1. Sirah Cecak merupakan bagian terdepan dari Ganja, yang bentuknya seperti kepala seekor cecak, memang secara keseluruhan, bentuk Ganja jika dilihat dari bawah seperti binatang cecak.

2. Gulu Melet merupakan bagian leher dari Ganja, menyempit di bagian belakang Sirah Cecak.

3. Gendhok atau Wetengan atau Wadhuk, menurut bahasa indonesia artinya perut yaitu bagian tengah dari Ganja dan pada bagian itulah Ganja diberi lobang untuk masuknya Pesi.

4. Sebit Ron adalah bagian yang melandai antara Gendhok dengan bagian ujung belakang dari Ganja.

5. Buntut Cecak atau Buntutan atau Kepet atau Buntut Urang yakni bagian paling ujung belakang dari Ganja.

Ganja Kinatah adalah ganja yang deberikan hiasan emas atau bahkan intan. Ada juga gambaran itu berupa arca singa atau gajah atau lung-lungan.
Ganja Sekar atau Ganja Pamor adalah ganja yang berpamor menyolok dilihat dari atas ataupun samping.
Ganja Mas Kemambang adalah ganja yang berpamor sejajar dengan panjangnya ganja.
Ganja Wulung adalah ganja sederhana tanpa pamor atau hiasan lainnya. Biasanya bahan ganja wulung ini berbeda dengan bahan asli kerisnya.

III. Bilah atau Wilah atau Wilahan atau Awak-awak

Dibagi menurut tiga bagian besar yaitu bagian bawah dekat Ganja yang dinamai Sor-soran, lalu bagian tengah bilah yang disebut Tengah dan bagian ujung yang disebut Pucuk. Pucuk ini menurut bentuk konturnya, dibagi mencajadi 4 macam yakni Ngudhup Gambir (Bagaikan Kuncup Bunga Gambir), Mbuntut Tuma (bagaikan ekor kutu), Nggabah Kopong (bagaikan gabah padi tanpa isi) dan Nyujen (bagaikan bambu tusukan sate).


Blogger
Disqus

Tidak ada komentar