Kayu Timoho, Antara Daya Gaib dan Keindahan Motif
Keindahan motif kayu Timoho yang tergambar jelas dalam warangka keris, agaknya menjadi alasan utama kenapa jenis kayu ini paling banyak digemari pecinta keris, dari kalangan atas hingga kelas terbawah. Bahkan para pecinta keris yang memandang dari sisi isoterisnya, kayu ini diyakini mengandung suatu daya gaib yang memiliki tuah tertentu jika dipadukan dengan keris yang serasi.
Kayu timoho agaknya merupakan kayu yang paling digemari dari kalangan masyarakat perkerisan, karena alasan ini, kayu timoho memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan kayu lainnya sebagai bahan utama untuk warangka (sarung keris). Masyarakat Yogyakarta, Bali dan Madura sangat fanatik dengan kayu jenis ini. Sementara masyarakat Surakarta menempatkan kayu Cendana Wangi pada urutan teratas untuk bahan warangka. Namun mereka tetap menganggapkayu timoho sebagai kayu yang sangat baik dan tepat untuk warangka.
Apa pun, kalangan yang rasional, tentu saja, memilih kayu ini karena pertimbangan keindahan kayunya, keuletan kayu dan sifatnya yang tidak merusak bilah keris. Sedangkan kalangan yang menyukai sisi isoterisnya, tentu saja, meyakini kayu jenis ini memiliki daya atau kekuatan gaib jika dipadukan dengan keris-keris yang serasi.Namun, agaknya, tak banyak yang tahu tentang bentuk pohon, dimana tempat tumbuhnya dan kenapa digemari. Kayu yang memiliki nama ilmiah Kleinhovia hospita ini bisa mencapai ketinggian sampai 25 meter, dengan diameter batang bawah sekitar i meter. dikenal sebagai jenis tanaman tropis yang mudah tumbuh dan banyak dijumpai di tanah-tanah yang tidak jauh dari pantai. Saking mudahnya tumbuh dengan stek batanagnya saja, tanaman ini bisa tumbuh.
Dulu, masyarakat sekitar pesisir Jawa Timur yang membentang dari Tuban hingga Gresik sering memanfaatkan kayu ini sebagai kayu bakar saja. Kini karena di anggap memiliki nilai ekonomis yang tinggi, masyarakat setempat tidak lagi sembarangan menebang pohon timoho sekedar untuk kayu bakar. Sementara di daerah pedalaman Jawa, pohon ini sering disejajarkan dengan pohon beringin yang acap kali dianggap memiliki penunggu dari golongan makhluk tak kasat mata. Maka tak aneh, untuk menebang pohon ini, terkadang dibutuhkan ritual sesaji, agar penebangan tidak menimbulkan kemarahan si penunggu. Bahkan untuk penebangan itu, seringkali si Blandhong (Penebang Kayu) harus melakukan puasa dan memilih hari dan bulan yang baik.
Keyakinan semacam inilah, agaknya yang membuat kayu dari pohon ini bila digarap untuk warangka keris, dianggap memiliki daya magis. Namun yang jelas kayu ini memiliki daya pikat bagi para penggemar keris kerena bentuk pola gambar yang indah. Warnanya yang coklat susu dengan pola gambar berwarna coklat kopi (pelet), tentu saja menjadi kombinasi yang apik. Namun tak semua pohon timoho bisa dibuat warangka yang indah, karena tak semua batang atau cabang pohon ini memiliki pelet yang bagus.
Dalam bentuk-bentuk pelet itulah, sebuah makna atau pemaknaan muncul. Dalam perkembangannya, makna-makna itu diyakini akan memberi pengaruh terhadap pemiliknya, bersamaan dengan daya linuwih keris. Berikut ini jenis-jenis pelet kayu timoho yang dipercaya mengandung makna tertentu kepada pemiliknya :
Pelet Kendhit ialah pelet yang melingkar pada kayu dengan warna yang lebih gelap dari warna kayu asalnya dan kelihatan mengilap seperti bara api. Pelet jenis ini berkhasiat memberikan kebahagiaan, kamudahan, kekayaan dan melindungi dari bahaya dan penyakit bagi pemilik atau penyimpannya.
Pelet Tulak ialah pelet yang membentuk garis tebal dari atas ke bawah dengan warna mengilap yang hitam atau coklat tua/muda dan gambar yang ditengah lebih menyala dari gambar yang lain. Khasiatnya antara lain untuk melindungi pemiliknya dari senjata tajam dan bila dibawa dalam peperangan dapat terhindar dari senjata.
Pelet Pundhak Sinumpet ialah pelet yang menyerupai pelet tulak, hanya tidak mempunyai gambaran hitam. Khasiat kayu pelet ini juga seperti pelet kayu tulak.
Pelet Pulas Kembang ialah pelet yang menyerupai awan yang berarak dan pelet ini mempunyai khasiat menolak bahaya di laut dan sebagai penolak binatang buas di sungai (buaya, ular, dll).
Pelet Dhoreng ialah pelet dengan gambaran seperti lorengnya kulit harimau. Pelet ini berkhasiat kepada pemiliknya menjadi tegar/angker dan disegani sesama manusia. Jenis pelet seperti ini banyak dicari dan harganya cukup tinggi.
Pelet Ngamal ialah pelet yang berbentuk bintik-bintik besar (ceplok) dengan jarak sedikit jarang antara satu dengan yang lain. Khasiatnya memberikan kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet jenis ini sedikit memilih yaitu hanya pejabat yang dapat memakainya.
Pelet Pulas Groboh ialah pelet yang mempunyai gambar bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir sampai sama dengan pelet ngamal, hanya pelet ini tidak memilih pemilik.
Pelet Beras Wutah ialah sejenis pelet yang mempunyai gambaran titik-titik kecil dan merata pada seluruh kayu. Khasiat yang dimilikinya ialah untuk pengasihan (dicintai semua mahluk, baik manusia atau binatang). Jenis kayu yang ber-pelet beras wutah ini banyak dicari dn harganya cukup mahal.
Pelet Ngirim (ngingrim) Kembang ialah pelet yang berbentuk besar dan panjang. Khasiatnya dihormati orang lain, dicintai lawan jenis. Biasanya kayu pelet jenis ini dipakai oleh mereka yang belum berkeluarga (jejaka, duda).
Pelet Gandrung yaitu kayu yang peletnya berbentuk bulat-bulat dan tidak teratur dengan warna yang lebih mengilap dan terang. Khasiatnya pemiliknya hidup hemat dan cermat.
Pelet Ceplok Kelor ialah pelet dengan gambaran bulat telur besar seperti daun kelor. Khasiatnya memberikan keselamatan kepada pemiliknya.
Pelet Ceplok Bantheng ialah pelet yang hampir menutup seluruh kayunya, tetapi masih kelihatan disana-sini kayu aslinya. Pemilik kayu ini akan selalu dalam keadaan sehat wal' afiat.
Pelet Segara Winotan ialah pelet yang terdiri dari satu, dua, atau tiga bintik-bintik yang teratur. Khasiatnya dihormati oleh setiap orang dan pelet seperti ini memilih, hanya pejabat tinggi yang pantas memakainya.
Pelet Gana ialah pelet yang mempunyai gambar seperti lukisan batu arca. Khasiat dari pelet ini adalah memberikan kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan dan kebahagian. Dahulu hanya dipakai oleh raja-raja atau penguasa tertinggi.
Pelet Sembur ialah pelet dengan gambar titik-titik kecil yang tersebar dipermukaan kayu. Kayu pelet sembur ini dapat menundukkan manusia maupun binatang, menghindarkan kemarahan orang lain dan umumnya kayu pelet ini memiliki kekuatan ghaib.
Pelet Nyeret ialah jenis pelet yang bergambar garis-garis tipis, seperti gambaran pada sebuah marmer, kadang-kadang seperti huruf/tulisan. Khasiatnya ialah bahwa pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya kepada diri sendiri dan selalu beruntung dan jaya dalam berusaha apa saja selalu berhasil.
Pelet Dewadaru ialah gambarannya seperti pada pelet nyeret, hanya garis-garisnya lebih tebal dan tajam, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan dengan pelet nyerat. Khasiatnya ialah dapat melindungi pemilik dan keluarganya dari bahaya dan bencana, melindungi harta kekayaan pemiliknya. Biasanya pusaka yang memakai ranngka kayu pelet Dewadaru ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta, pelet ini terdapat pada pohon Beringin dan mempunyai nilai yang cukup tinggi dan sangat dihormati.
Percaya atau tidak dengan keyakinan akan tuah-tuah kayu itu, namun kayu timoho secara khusus memang termasuk kayu yang ulet, lunak, dan tidak mudah retak. Kayu timoho bisa dikatakan sebagai salah satu jenis kayu tropis dengan seribu nama. Karena namanya berbeda-beda di setiap daerah di Nusantara, bahkan di Malaysia.
Di Jawa saja, timoho memiliki sebutan yang berbeda-beda. Di pantai utara Jawa Tengah, misalnya masyarakat setempat menyebutnya dengan nama kayu Kalomang. Di sekitar Kabupaten Madiun, orang menyebut kayu Mangar, sedangkan di beberapa daerah Jawa lain menamainya kayu Timongo. Orang Bali menyebut dengan nama kayu Purnama Sadha atau kayu Timahan. Orang Sunda di Jawa Barat menyebutnya kayu Tengkele atau Tangkolo. Masyarakat Sumbawa menjulukinya kayu Barora, sedangkan di pulau lebih timur lagi, Sumba menamakannya kayu Mundung.
Masyarakat lebih timur lagi, Flores menyebutnya sebagai kayu Kadanga. Orang-orang Maluku menyebutnya sebagai kayu Cattimarus. Menyeberang ke daratan negeri tetangga, di Semenanjung Melayu, Malaysia, kayu ini juga disebut dengan berbagai nama Misalnya, kayu Mangat, Katimahar, Kinar atau Temhai.
Keragaman nama pohon ini juga menunjukkan bahwa pohon timoho jelas-jelas pohon tropis yang hampir bisa dijumpai di seluruh wilayah tanah air. Keragaman nama itu, barangkali juga menunjukkan pandangan masyarakat setempat terhadap kayu tersebut. Namun tak ada yang menghargai begitu tinggi kayu tersebut, kecuali masyarakat pecinta perkerisan.
Sumber : S. Lumintu dan Bambang Harsrinuksmo (Keris-Vol 06 2007)