Mengenal Lebih Dalam Keris Pusaka Dhapur Lurus bagian Ketiga

dhapur keris lurus

Keris lurus tidak sama dengan keris berluk satu, keris lurus tidak memiliki luk. Dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah "Dhuwung Leres". Bentuk Dhapur keris lurus ini banyak sekali. Terbanyak dibandingkan dengan keris luk manapun, karena banyaknya, pada keris lurus inilah, banyak pula terjadi kesimpangsiuran soal nama dhapur. Kesimpangsiuran ini bukan soal sinonim nama dan istilah dari daerah satu dengan daerah lainnya, tetapi juga sampai pada perbedaan mengenai bentuknya.

Sebagaimana dijelaskan di muka, bahwa bentuk keris melambangkan maksud dan permohonan tertentu dari sang Empu, maka keris lurus pun secara umum mempunyai makna dan maksud tertentu pula. Oleh sang Empu, keris lurus dimaksudkan membawa perlambang permohonan pada Tuhan, agar pemilik keris lurus ini nantinya mendapatkan berkah Tuhan, menjadi orang yang teguh hatinya, tidak gampang tergoda, tidak mudah terpikat bujukan, sifat-sifat lugu, wajar, tidak neko-neko, apa adanya, dan mencerminkan kesederhanaan. Sebagian orang juga mengartikan bentuk dhapur keris lurus melambangkan "Ular Bertapa" atau Ulo Tapa.

Di bagian kedua ini, akan dijelaskan delapan belas dhapur keris lurus dari no 41 s.d 58 :
41. Dhapur Wora Wari
Ricikan :  kembang kacang, lambe gajah dua, jenggot, greneng lengkap, kruwingan dan tikel alis. Sepintas lalu mirip dengan dhapur Sempaner, perbedaan yang pokok adalah pada jenggot di atas kembang kacang, keris dhapur Wora Wari juga tergolong langka.

42. Dhapur Sinom
Ricikan : kembang kacang, lambe gajah dua, sraweyan, ri pandhan, sogokan dua. Keris dhapur Sinom biasa diberikan kepada pemuda yang baru mulai bekerja dengan harapan agar dia bisa diterima ditempat kerjanya dengan baik. Sepintas lalu, keris dhapur Sinom agak mirip dengan dhapur Kalamisani.

43. Dhapur Jaka Lola
Ricikan : pejetan, tikel alis, ada-ada sampai ke ujung bilah. Keris dhapur Jaka Lola ini ada pula yang menyebut dhapur Jaga Lola. Sepintas lalu mirip dengan dhapurTilam Upih, bedanya hanya pada  ada-ada. Keris dhapur Jaka Lola ini umumnya berpamor Ujung Gunung.

44. Dhapur Mahesa Kanthong
Ricikan : gandhik panjang sekali, sampai ke pertengahan bilah. Di atas gandhik ada kembang kacang kecil, tanpa jalen. Selebihnya tak ada ricikan lainnya. Keris dhapur Mahesa Kanthong biasanya berbilah pipih. Keris ini tergolong keris yang langka. 

45. Dhapur Semar Tinandu
Ricikan : kembang kacang dua buah, kiri dan kanan, simetris, sogokan dua, simetris, lambe gajah dan jalen masing-masing juga, kiri dan kanan, simetris. Bilahnya agak pendek, mirip dengan bilah dhapur Bethok. Dibandingkan dengan bilah keris pada umumnya, dhapur Semar Tinandu lebih lebar bilahnya.

46. Dhapur Cengkrong
Ricikan : gandhik polos, panjang sekali, sampai setengah panjang bilah, tanpa ricikan lain. Bentuk bilah amat membungkuk. Bilah keris dhapur Cengkrong pada umumnya tebal. Tergolong keris yang langka. Keris ini biasanya dimiliki oleh ulama atau mubaligh.

47. Dhapur Naga Tapa
Ricikan : Gandhik kepala naga, badan naga menghilang dalam tengah keris, menjadi ada-ada. Ada yang memakai thinggil di belakang, ada pula yang tidak. Keris dhapur Naga Tapa biasa dipakai oleh orang yang menduduki posisi pimpinan. Keris ini tergolong keris yang langka.

48. Dhapur Kikik
Ricikan : gandhik menyerupai anjing duduk dengan kaki depan terukir jelas. Selabihnya tanpa ricikan apa-apa. Ada beberapa jenis Kikik yang memakai thingil di belakang. Dhapur Kikik ini sering disalah sebutkan sebagai Naga Kikik, padahal jelas tidak ada naganya.

49. Dhapur Puthut
Ricikan : gandhik menggambarkan semacam arca manusia sedang duduk. Ada yang mengatakan, itu sebagai penggambaran seorang pendhita muda (puthut) yang sedang bertapa. Ricikan lain tidak ada. Biasanya bilahnya lebar dan agak pendek dibandingkan dengan bilah keris yang normal.

50. Dhapur Puthut Kembar
Ricikan : gandhiknya di depan dan belakang, simetris keduanya menggambarkan arca puthut saling membelakangi. Bilahnya juga lebar dan agak pendek, seperti yang terdapat pada bilah dhapur keris Bethok. Puthut dan Puthut Kembar banyak dijumpai pada keris-keris tangguh tua.

51. Dhapur Makara
Ricikan : gandhiknya menggambarkan kepala raksasa dengan mahkota pendek, semacam mahkota yang biasa dipakai Adipati Karna dalam pewayangan. Selebihnya tidak ada ricikan apa-apa. Dhapur Makara ini amat jarang, beberapa diantaranya pernah penulis jumpai memakai kinatah emas pada mahkotanya.

52. Dhapur Jalak Makara
Ricikan : gandhiknya menggambarkan kepala raksasa dengan mahkota pendek, ada sogokan dua dengan ukuran normal. Selebihnya tak ada ricikan lain. Keris ini termasuk dalam keris dari dhapur yang langka. Bentuk makara pada gandhik biasamya ditatah dengan halus sekali.

53. Dhapur Manglar Munga
Ricikan : gandhiknya menggambarkan kepala seekor gajah dengan belalai membentuk seperti kembang kacang. Di belakang telinga gajah, ada sayap mengurai ke belakang. Biasanya sayap ini dengan pilin kepala gajah kinatah emas. Hanya ada pada keris tangguh Mataram dan sesudahnya. 

54. Dhapur Turangga
Ricikan : gandhiknya menggambarkan kepala seekor kuda sampai ke batas lehernya, rambut surinya melambai ke belakang. Biasannya jambul dan suri rambutnya dan kinatah emas. Selebihnya tak ada ricikan lainnya. Keris dengan dhapur Turangga ini amat langka dan hanya terdapat pada keris tangguh muda.

55. Dhapur Sujen Ampel
Ricikan : kembang kacang dengan jenggor, ri pandhan bersusun rangkap, lambe gajah dua, badan bilah tebal sekali dengan permukaan bilah nggigir lembu. Keris ini tergolong langka dan hanya ada pada keris tangguh muda dan biasanya dipergunakan oleh prajurit.

56. Dhapur Lingiran Tiga
Ricikan : gandhik polos, pejetannya dangkal, bungkulnya besar dan dilanjutkan menjadi ada-ada yang membukit pada salah satu sisinya (biasanya sisi kanan), sedang pada posisi kiri sebaliknya datar biasa, dengan demikian maka potongan penampang lintang bilah kerisnya menjadi mirip segi tiga.

57. Dhapur Lar Ngatap
Ricikan : gandhiknya polos, agak panjang, tapi tidak sepanjang gandhik pada dhapur Mahesa Lajer, pejetannya dangkal, badan bilah di atas gandhik menyempit, tetapi pada pertengahan bilah melebar, kemudian menciut lagi, lebar bagian tengahnya di atas ukuran normal.

58. Dhapur Singo Barong
Ricikan : gandhik menggambarkan seekor singa jantan dengan phallus mencuat ke depan. Penggambaran singa mirip kilin atau singa kelenteng cina. Di bagian belakang ada yang memakai greneng lengkap, ada pula yang polos. Dhapur Singa Barong biasanya kinatah emas.
Blogger
Disqus

Tidak ada komentar