Kayu-Kayu yang Baik untuk Warangka Keris dan Ukiran
Kayu Cendana |
Kayu yang baik untuk Warangka Keris dan Ukiran, secara tradisional kayu yang baik untuk ukurian adalah kayu kemuning, tayuman, dan cendana. Sedangkan untuk warangka keris ada banyak macamnya, namun yang pokok cuma beberapa saja, yaitu kayu timaha, trembalo dan cendana. Kayu untuk warangka dibatasi oleh persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
- Tidak menyebabkan karat pada bilah keris. Kayu Cendana yang mengandung minyak kiranya memenuhi syarat ini.
- Tidak mudah memuai maupun menyusut, jika terjadi perubahan kelembaban udara. Dengan demikian bilah keris tidak mudah lepas atau tergigit oleh warangka. Kayu kemuning dan jati gembol, kiranya kurang memenuhi syarat ini.
- Serat kayu halus hingga dapat dibentuk dengan baik dan tidak mudah retak atau patah.
- Dari segi keindahan kayu, memiliki garis-garis yang jelas dan indah karena memiliki pelet.
- Kayu tidak terlalu keras hingga tidak merusak bilah keris bila sering dihunus dan dimasukkan ke dalam warangka.
- Bukan dari kayu yang dari segi esoteris atau pandangan umum kurang menguntungkan. Sebagai contoh, kayu klengkeng, meskipun memiliki gambaran-gambaran yang indah namun kurang diminati karena dianggap pemakainya warangka, kayu ini akan menjadi "klengkengan", melolong seperti anjing.Jenis-jenis kayu untuk gandar keris seyogyanya dipilih yang lunak, seperti kayu Albazia, Suren, Mentos dan sebagainya.
Kayu Timaha |
Kayu Timaha
Kayu Timaha (Kleinhovia Hospita L) berat jenis sekitar 0,6. Jenis kayu ini mulai langka, dulu banyak diketemukan di hutan-hutan. Serat kayu halus dan relatif tidak keras. Sayangnya bila kayu tidak keris betul, mudah diserang penggerek (tete). Warna kayu putih, kuning keputih-putihan sampai dengan coklat.
Tidak semua bagian kayu timaha yang mengandung pelet, yaitu corak-corak coklat sampai hitam. Pelet ditimbulkan oleh luka. Oleh karena itu, pelet juga dapat dipacu kehadirannya dengan melukainya. Karena pelet meninggikan harga kayu, maka banyak dimanipulasi oleh sementara pengrajin, yaitu dengan mengolesinya dengan cat rambut, direndam atau diolesi dengan cairan kalium permanganat dan sebagainya.
Bagian kayu yang berpelet biasanya yang berada di bagian bawah pokok pohon atau akar. Kayu timaha yang berpelet, sering dipalsukan dengan kayu asam yang dibusukkan.
Kayu Trembalo |
Kayu Trembalo
Kayu ini banyak disukai karena memiliki gambaran doreng-doreng yang indah yang terkadang "nginghen". Meski kayu lebih keras dari pada kayu timaha, namun entah kenapa, kayu ini banyak diminati.
Kayu trembalo sering dikacaukan dengan kayu trembalo Jawa yang tidak lain dari kayu Filicium decipiens Th W yang banyak ditanam untuk perindang jalan. Jenis kayu ini pun manghasilkan gambaran-gambaran permukaan seperti trembalo. Sifat buruknya, kayu ini mudah retak jika pengeringannya tidak hati-hati.
Trembalo Aceh mungkin sekali dari jenis Dysoxylon acuntagulum Mia, dulu banyak didatangkan dari pulau Sumatera, khususnya Bangka dan Bilitung. Kayu ini juga memiliki gambaran indah seperti trembalo yang biasa. Kayu ini memang banyak digunakan untuk mebel. Ditanah asalnya, kayu ini dinamakan kayu balau bunga atau sungkai. Kayu yang paling baik untuk warangka adalah yang berasal dari akar papan (banir). Kayu ini juga bagus, tahan terhadap perubahan cuaca.
Kayu Awar-Awar (Ficus Septica Burm) berat jenis sekitar 0,6
Awar-awar kayunya sangat lunak, hanya bagian teras yang berpelet digunakan untuk warangka. Kebanyakan kayu diambil dari pohon yang sudah sangat tua. Diambil kayunya hanya untuk daya tuahnya saja.
Kayu Cendana |
Kayu Cendana (Santalum Album L) berat jenis sekitar 0,7 - 0,8
Cendana kayunya berserat halus, berwarna kuning sampai coklat muda. Ada jenis yang mengandung minyak eteris ada pula yang tidak berbau. Dulu hanya terdapat di Indonesia bagian timur saja, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan di Jawa. Sangat ideal untuk sarung keris karena secara tidak langsung, bilah kerisnya akan terjaga dari karat.
Kayu Adhem Ati (Litsea Chinensis Lamk)
Serat halus dan sering berpelet
Kayu Timuru
Sama dengan adhem ati
Kayu Randhu Kuning (Gossam Pinus Heptaphylla Bakh)
Serat kayu halus dan terkesan bersih jika sudah dikerjakan.
Kayu Urip
Serat halus dan seing berpelet
Ebony Nagasari, Setigi, Tesek dan lain-lain
Dewasa ini kecuali kayu-kayu yang sudah dikenal, juga banyak penggemar keris yang menggunakan kayu-kayu lain, seperti kayu hitam (ebony), nagasari, setigi, tesek dan sebagainya, bahkan ada pula yang mencoba kayu dari pokok kelapa.
Cara Mengkilapkan Kayu Warangka
Banyak cara digunakan untuk mengkilapkan warangka, diantaranya setelah warangka sudah jadi dibentuk, kayu itu dihaluskan dengan ampelas biasa atau dengan daun ampelas alam (Ficus Ampelas Burm) yang telah kering. Kemudian warangka itu bisa dipadatkan dengan "kuwuk" (rumah siput semacam kulit kerang), baru setelah itu digosok dengan kain flanel. Ada pula yang mengkilapkan warangka dengan dipelitur setelah warangka itu dihaluskan dengan kertas ampelas.
Mrangi sekarang kebanyakan menggilapkan kayu warangka dengan bahan sintetik seperti melamit, alteco dan perekat logam. pylox dan sebagainya. Termasuk ke dalam kelompok warangka adalah "Sandhang Walikat" yang berbentuk lebih sederhana. Jenis kayu yang dipilih tergantung dari selera pemesan.